Book Review : Salah Asuhan

 



Judul                           : Salah Asuhan

Penulis                         : Abdoel Moeis

Penerbit                       : PT Balai Pustaka

Jumlah halaman           : 273 halaman

Tahun terbit                 : 1928 (cetakan pertama)

ISBN                           : 978-979-407-064-2

        Salah Asuhan merupakan novel karya Abdoel Moeis yang  menceritakan kisah cinta seorang pribumi dari Melayu yang bernama Hanafi. Hanafi jatuh cinta terhadap seorang gadis Eropa bernama Chorie. Ibu Hanafi adalah seorang janda yang membesarkan Hanafi seorang diri. Beliau bekerja keras demi membiayai sekolah Hanafi. Pada saat Hanafi sekolah di HBS, Hanafi dititpkan oleh keluarga Belanda, sehingga tingkah laku Hanafi seperti orang Eropa. 

            Hanafi sangat dekat dengan Chorie. Sampai pada suatu ketika ia memberanikan diri untuk menyatakan perasaannya kepada Chorie. Namun, Chorie tak kunjung menjawab hingga akhirnya Chorie hanya meninggalkan sepucuk surat yang berisi penolakan kepada Hanafi. Hanafi frustasi. Ibu Hanafi yang tidak tega melihat anaknya pun menjodohkan Hanafi dengan Rapiah yang merupakan anak dari orang yang dahulunya membiayai pendidikan Hanafi. 

               Hanafi menikah dengan Rapiah namun kehidupannya tidakhlah harmonis hingga pada suatu hari Hanafi sakit digigit anjing dan obat yang dapat menyembuhkannya berada di Betawi. Ketika sampai  Betawi Hanafi senang karena ia bertemu dengan Chorie dan meminta Chorie untuk menikah dengannya. Hingga akhirnya Hanafi menceraikan istrinya dan menikah dengan Chorie. Namun, rumah tangga Hanafi dan Chorie tidaklah harmonis hingga Chorie pergi ke Semarang. Setelah Hanafi mengetahui bahwa Chorie berada di Semarang ia menyusul dan menemukan Chorie sakit keras dan akhirnya meninggal. Hanafi terpuruk dan kembali ke tempat tinggalnya untuk menemui ibunya. Namun, setelah beberapa hari berada di rumah, ia jatuh sakit karena menelan 6 butir sublimat yang menyebabkannya muntah darah dan akhirnya meninggal.

            Novel ini sangat menarik untuk dikaji oleh pecinta sastra. Sajian konflik yang runtut membuat cerita ini menarik untuk dibaca. Pesan moral dalam cerita ini disajikan secara lengkap. Pesan moral tentang cinta, budaya, orang tua dan bangsa. Hanya saja, bahasa yang digunakan dalam buku ini yaitu bahasa Melayu formal sehingga sulit untuk dipahami oleh pembaca. 

Comments